Masalah sampah menjadi masalah yang komplek bagi kita semua, jika hal ini tidak di tangani secara serius akan berdampak pada kehidupan kita. Semua tentunya perlu mengkaji permaslahan ini sebagai permasalahan yang komplek, yang perlu di carikan solusi yang tepat dan efisien.
Kita semua tau bahwa kesadaran masyarakat kita masih rendah tentang sampah. Mereka beranggapan sampah bukan menjadi persoalan dalam kehidupan, dengan membuang sampah ke bak sampak atau ke tempat pembuangan sementara (TPS) yang pada akhirnya akan di angkut oleh petugas ke tempat pembuanagan akhir (TPA). Dan cara ini dianggap menjadi solusi yang terbaik dari pada membuang di sepanjang jalan, sungai ataupun di tempat-tempat umun lainya, tapi itu masih sangat sederhana bila dibandingkan dengan tawaran solusi alternatif dalam pengelolaan sampah.
Masalahnya, sampai kapan kita mau terus menerus mengandalakan mereka (pasukan kuning atau petugas pengangkut sampah) tanpa mau bekerja sama? Karena sampah selalu menjadi masalah bagi kita yang hidup diperkotaan, disaat tidak bisa terangkut. Masalah ini harus kita cari jalan keluarnya secara bersama. Kita semua harus menyadarai perlu adanya perubahan dalam perilaku kita dan berfikir lebih cerdas dan bijak lagi agar produk sampah yang kita hasilkan dapat berkurang. Dimulai dengan mengelola barang-barang yang telah kita gunakan agar mempunyai manfaat kembali sebelum kita nyatakan itu sebagai sampah. Reduce, reuse, dan recycle adalah solusi praktis yang bisa kita lakukan. Yang jadi pertanyaan sekarang kapan anda melakukanya??
MENGENALI REALITA S LINGKUNGAN DENGAN SAMPAH
Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang atau material yang kita gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dengan jenis material yang kita konsumsi. Oleh karena itu pengelolaan sampah tidak bisa lepas dari gaya hidup manusia.
Sebagai masyarakat dan mahasiswa yang hidup diera yang serba praktis ini, dengan segala kemudahan dalam menggunakan bahan-bahan yang kita konsumsi, kadang membuat kita terpancing. Lambat laun kita kan terjebak pada pola hidup yang konsumtif. Setelah terlena, akan membuat kita kurang begitu memikirkan terhadap akibat yang di timbulkan. Seperti banyaknya sampah yang kita hasilkan. Kita selalu berfikir bahwa sudah ada orang yang mengurusi hal itu. Jika kita berfikir seperti itu, kita akan terdorong untuk seenaknya memproduksi sampah setiap hari.
Di indonesia pernah terjadi peristiwa yang sangat mengerikan, kita tentunya tidak menginginkan tragedi di Cimahi pada pebruari tahun 2005 terjadi. Bukan apa-apa, longsoran sampah itu telah mengubur lebih dari 143 orang dan 139 rumah penduduk yang berada di sekitar TPA tersebut. Inilah rekor bncana tertinggi di Indonesia yang di akibatkan oleh sampah.
Tidak cuman di Indonesia, tetapi dinegara-negara besar lainya. Survei yang di buat di Texsas Cooperative Ekstensive Agency, misalnya, menyebutkan bahwa 25 % dari makanan layak saji di Amerika jadi jatah tong sampah/ tidak termakan. Jaga terjadi hal serupa di Inggris 30-40 % tersisa atau tidak termakan dan menjadi sampah yang terbuang percuma. Bahkan dalam beberapa tahun teakhir di kabarkan jumkah tersebut meningkat sekitar 15 % berarti setiap tahun masing-masing dari masyarakat Inggris telah menghasilkan kurang lebih 400 Poundsterling secara sia-sia.
ada beberapa faktor yang menyebabkan masih belum terselesaikanya maslah sampah di negara Indonesia, dintaranya :
Ü Pemerintah masih belum menggangap permasalahan sampah sebagai masalah masalah utama lingkungan, yang butuh segera di tangani.
Ü Masih mengandalkan pada petugas kebersihan sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap masalah sampah.
Ü Masih belum di putusnya mata rantai pengelolaan sampah (TPS/TPA).
Ü Sikap hidup masyarakat yang konsumtif.
Ü Rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia akan arti kebersihan. Dan lain-lain
IDEALNYA DALAM PENGGELOLAAN SAMPAH
Menggurangi sampah disa dapat menghemat enegri, menciptakan leingkungan yang asri, mengurangi penumpukan sampah ditempat penampungan akhir dan pada akhirnya akan dapat menciptakan lingkungan yang nyaman untuk kita tinggali.
Dan berbicara tentang lingkungan asri bukan berarti lingkungan rumah yang besar, halaman yang luas, jalan yang lebar,. Tapi lingkungan rumah yang tertata dengan baik, arah yang benar dengan lebih memanfaatkan cahaya matahari sebagai penerangan di siang hari untuk megguirangi penggunaan energi. Juga terdapat pohon sebagai peneduh dan penyerap karbondioksida, sanitasi pembuangan limbah, dan sampah yang baik. Tempat sampah yang teratur dan tepat dalam penempatanya. Dan memilah antara sampah organik dan organik.
Secara umum jenis sampah di bagi menjadi dua organik dan anorganik. Sampah organik yang biasa disebut sebagai sampah basa dan sampah anorganik yang disebut sebagai sampah kering. Sampah basa adalah sampah yang bersal dari mahluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, dan lain-lain. Sampah jenis ini bisa tergradasi (membusuk/hancur) secara alami. Sebaliknya dengan sampah kering, seperti kertas, plastik, kaleng, dan lain-lain. Sampah jenis ini tidak dapat terdegradasi secara alami.
Pada prinsipnya penggelolaan smapah haruslah dilakukan sedekat mungkin dengan sumbernya. Selama ini penggelolaan sampah diperkotaan tidak berjalan efisien dan efektifkarena pengelolaan sampah bersifat terpusat. Belum lagi sampah yang di buanag masih campur dengan sampah basa dan sampah kering. Padahal dengan menggelola sampah di likgkungan RT/RW misalnya diolah menjadi kompos bagi yang organik, dan di daur ulang bagi yang anorganik, maka paling tidak volume sampah dapat dikurangi.
Di Jerma seperti dilansir Kompas 02/12/05, banyak hal yang dilakukan dinegara maju ini dalam mengelola sampah yang dihasilkan masyarakat sebagai upaya perlindungan terhadap lingkungan. Hukum mengenai pembuangan sampah sudah ada sejak 1976 di negara ini. Bertahun-tahun kemudian terus dilakukan amandemen tentang Law of waste Disposal. prioritasnya adalah mengurangi jumlah sampah dan menciptakan sistem pembuangan yang ramah lingkungan, dengan prinsip reduce, recycle dan reusable. Dan tak heran jika di setiap tempat di jerman disediakan tempat sampah yang sudah dipilah. Seperti di Avea, sebuah perusahaan peggelolaan sampah di Jerman, terdapat 35 macam pemilahan sampah, dari sampah tanaman, kertas, kayu, besi elektronik tembaga dan lain-lain.
Cara efektif untuk menggurangi sampah organik ini, yaitu dengan pemprosesnya menjadi pupuk kompos seperti yang disebutkan sebelumnya, karena memang sampah organik kelihatanya masih sulit untuk dikurangi jumlahnya.
Setidaknya dalam setiap rumah tangga ada tempat sampah yang ditaruh di tempat-tempat yang cukup strategis dan tepat. Sehiggah setiap orang dalam anggota keluarga apabila ingin membaung sampah bisa melakukanya dengan tepat dan tidak membuangnya di sembarang tempat. Tidak hanya dirumah dikampus, di mall, di kafe ataupun tempat-tempat umum laiya harus memiliki tepmta sampah, baik untuk sampah organik maupun sampah anorganik.
SOLUSI ALTERNATIF
Ada sebuah filosofi yang di jadikan acuan sebagian besar penduduk dunia dalam pengelolaan sampah yang di sebut zero waste. Zero Waste adalah suatu filosofi dan suatu prinsip desain pengelolaan limbah abad 21. prinsip tersebut di dalamnya termasuk penggunaan kembali (reuse), pengurangan konsumsi (reduce), dan daur ulang barang (recycle) sehinggah tercipta suatu siklus yang seimbang demi terciptanya lingkungan yang lestari.
Zero Waste berarti mendesain kembali sistem yang sudah ada ke dalam suatu lingkaran sistem lingkungan yang strategis. Hal ini adalah untuk menghilangkan sistem desain bisnis yang boros dalam penggunaan sumber daya alamdan mendorong masyarakat untuk lebih kreatif lagi dan ramah terhadap lingkungan. Prinsip ini akan memotifasi orang untuk merubah gaya hidup mereka, menggurangi permintaan produksi massal, mendorong pemerintah dan perusahaan besar unuk membuat kebijakan serta produk baru yang lebih memperhatikan kelestarian lingkungan.
Penerapan reduce, reuse,recycle serta replace sebagai suatu kunci baru adalah solusi-solusi praktis yang sangat sederhana untuk kita terapkan dalam keseharian kita diantaranya :
î REDUCE ( Mengrangi )
Sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Karena semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang di hasilkan. Seperti gunakan tas kain waktu berbelanja guna mengganti plastik dari toko, kurangi membeli produk dalam kemasan plastik, dan lain-lain.
î REUSE ( Memakai kembali )
Pilihlah barang-barang yang dapat di pakai kembali. Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable 9sekali pakai langsung buang). Contoh, usahakan menulis aau mencetak pada kedua sisi kertas. Gunakan kaleng bekas sebagai pot-pot tanaman.
î RECYCLE (mendaur ulang)
Sebisa mungkin barang-barang yang sudah tidak berguna lagi, bisa di daur ulang. Tidak semua barang bisa di daur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tanggah yang memanfaatkan sampah barang lain. Contoh, kita bisa mendaur ulang kertas menjadi kertas baru atau perbak-pernik, membuat pupuk kompos yang di hasilkan dari limbah dapur seperti makanan, dedaunan yang bisa di pakai untuk pupuk tanaman.
î REPLACE (mengganti)
Teliti barang-barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang-barang yang bisa tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih rama lingkungan. Contoh, gantilah penggunaan tisu dengan handuk tangan, dll.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang barang yang sudah kita anggap sebagai sampah diantaranya, jangan membakar karena menyebankan polusi udara, jangan mengubur karena dapat mencemari tanah dan lingkungan, jangan membuang sampah disembarang tempat karena mahluk hidup dan lingkungan akan rusak.
Menanamkan rasa peduli dan cinta lingkungan dapat dimulai dari diri sendiri. Marilah kita berbuat sesuatu dari sekarang untuk masa depan yang lebih baik. Kapan anda melakukanya ???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar