Tarif layana operator telekomunikasi seluler yang kian hari kian murah membuat kita dininabobokan oleh layanan operator telekmunikasi di tanah air ini. Baik layanan tarif (short Masage Service) SMS atau tarif telepon. Ini bedah jauh dari satu tahun silam yang masih relatif lebih mahal bila di bandingkan dengan sekarang, baik layanan jenis kartu prabayar maupun pasca bayar untuk pemakai layanan kartu GSM maupun CDMA.
Kita contohkan saja tawaran yang diberikan salah satu operator seluler XL dengan memberikan layanan gratis baik sms maupun telepon setelah pukul 00.00-06.00, dengan jargon yang mereka usung ‘tarif termurah ke semua oparator’. Indosat lewat paket liburan seru menawarkan tarif 1 rupiah per nelpon maupun SMS tentunya dengan syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh operator. Bukan bermaksud mempromosikan produk, ini hanya sebagai contoh kecil terhadap fakta yang ada.
Perang tarif ini memberikan keuntungan pada kita semua kususnya bagi yang suka kirim (short Masage Service) SMS dan suka telpon. Khususnya bagi yang suka telpon untuk begadang malam hari, karena murahnya tarif yang ditawarkan oleh beberapa operator seluler membuat kita sedikit “maksa” untuk bangun malam hari hanya gara-gara ingin telpon atau di telpon. Sebab diwaktu ini lebih ekonomis dan ngirit pulsa bagi yang doyan telepon.. Demam nelpon murah ini umumnya terjadi pada kalangan anak muda usia pelajar SMP, SMA sampai dengan mahasiswa, tak dipungkiri lagi terlebih lagi bagi mereka yang sudah punya pacar. Bagi anak usia sekolah menengah pertama (SMP) mereka juga memanfaatkan kesempatan ini, bahkan mereka rela menyisahkan uang jajan hanya untuk bisa beli pulsa buat SMS maupun nelpon. Untuk kalangan usia sekolah SMA, ini lebih termanjakan lagi dengan tarif murah operator. Trend anak mudah usia ini lebih ‘gila-gilaan’ lagi, selain memanfaatkan layanan SMS dan nelpon mereka juga manfaatin layanan tambahan yang disediakan oleh operator seluler seperti download game dan chating lewat handphone. Obral pulsa pun tak jarang mereka lakukan hanya untuk saling SMS-an atau nelpon. Sedangkan bagi mahasiswa khususnya yang notabena jauh dari kampung halaman karena berada diperantauan nan jauh untuk menuntut ilmu, maka ini dianggap menjadi berkah bak durian runtuh bagi mereka, karena bisa ngirit duit buat jajan, biaya makan, sampai -sampai ngirit uang kost. Apalagi bagi mereka yang berpacaran
Perilaku ini bisa menjadi boomerang bilamana dibiarkan dengan tanpa ada pengendalian dari diri sendiri untuk menyadari bahwa apa yang mereka lakukan itu tidak selamanya positif. Pada kenyataanya memang ekomonis dan irit, tapi kalau ini menjadi kebiasaan yang keterusan maka akan berubah menjadi kebiasaan yang boros dan kurang efisien dalam hal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar